Dangdut Elektronika

Dangdut is the music of my country” -project pop

Realita yang tidak dapat dipungkiri, dangdut adalah pemersatu bangsa. Diacara kampanye, syukuran atau acara pengumpulan masa lainnya. Dangdut adalah pemersatunya, semua berbaur mau bergoyang.

Duo kreatif asal Jogja menamakan diri Libertaria, beranggotakan Kill The DJ dan Balance, merilis album baru mereka dengan aliran dangdut elektronika. Yang menarik adalah tema lagu-lagu yang diangkat sangat relevan dengan tren sekarang dari digital (ojek/taksi online, citra/image) sampai masalah sosial (politisi serta realita kemiskinan). Kreatif sekali mereka dan lirik yang dipilih tidak lah vulgar (seperti campursari) tapi lebih cenderung cerdas dan kekinian.

Yang menarik bagi saya adalah lagu D.N.A (Dangdut Nang jero Ati – dangdut didalam hati) sangat relevan dengan digital era sekarang ini.

Dulu minyak tanah, sekarang elpiji // Naik ojek taksi pakai aplikasi // Perubahan jaman tak bisa dihindari // Tapi musik Dangdut tak kan pernah terganti! …” D.N.A by Libertaria Music.

Kewer-Kewer
List lagu Libertaria Music

Silakan download secara gratis di libertaria.id

Hidup Dangdut!

Advertisement

Belajarlah dari #FinTech

Beruntung bekerja di bank dimana budaya belajar diatur dalam sebuah peraturan bank Indonesia. Merupakan kewajiban bagi institusi untuk terus memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawannya sehingga wawasannya menjadi lebih luas dan dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya kewajiban ini, maka bank kami setiap tahun membuat event yang namanya Learning Week kemudian namanya menjadi Learning Fair merupakan acara belajar selama seminggu penuh (diluar jam kerja) dengan mengambil tema yang sedang tren yang tentunya ada hubungannya dengan pekerjaan (finansial institusi) dan juga pengembangan diri (termasuk hobi). Learning Fair tahun ini mengambil tema Digital seiring dengan visi institusi kami untuk melakukan transformasi menjadi digital.

#FinTech Sesuai dengan tema digital dan juga tren yang ada sekarang berupa e-commerce, fintech dan community empowerment. Supaya sesuai dengan tema dan juga seiring dengan visi institusi, maka dipilihlah tema financial technology (#fintech). Dikarenakan secara bank kita memberikan pelayanan personal loan, investment dan juga transaction service ke nasabah maka kami belajar dari pinjam.co.id, bareksa.com serta dompetku. Selain itu kami juga belajar dari wujudkan.com (crowdfunding) yang merupakan bagian dari community empowerment. Cukup menarik mendengarkan pengalaman dari para founder/co-founder serta group head product-nya (utk dompetku). Bagaimana mereka mempunyai cita-cita mulia untuk berkontribusi membantu UKM dan juga memajukan industri digital di tanah air tercinta.

Pinjam.co.id adalah #fintech yang memberikan pelayanan pinjaman kepada nasabah dengan jaminan yang dimiliki (emas atau bpkb) semua lewat website. Seperti diketahui banyak orang akan malu utk “menyekolahkan” asetnya untuk mendapatkan pinjaman. Dengan adanya media digital memungkinkan mereka melalukan itu tanpa diketahui orang. Fokus pada pelayanan dengan kecepatan dan juga dalam penjemputan data serta kolateral asetnya. Mereka mengambil celah antara bank dan pegadaian. Dengan menyasar segmen UKM dengan memberikan fasilitas pinjaman yang lebih cepat.

Bareksa.com adalah portal investasi yang juga fokus pada edukasi. Menurut mereka Indonesia masih harus lebih banyak edukasi sambil memberikan layanan investasi lewat mereka sebagai supermarket reksadana.

Dompetku+ adalah e-wallet yang dikembangkan sebagai aplikasi Over The Top (OTT) sehingga memungkinkan pengguna telko lain register dompetku+

Wujudkan.com adalah crowdfunding service yang membuka pekerja kreatif dapat mewujudkan ide mereka dari donasi yang dikumpulkan secara transparan dari penggunaannya serta pertanggung-jawabannya.

Terus belajar. Semangat terus belajar adalah yang melandasi untuk belajar dari (calon) kompetitor kita. Belajar bagaimana mereka akan “mencuri” bisnis kita sehingga kita bisa mempersiapkan diri kita dikemudian hari untuk “melawan” mereka atau bekerja bersama mereka. Belajar dari analogi air dan beton. Dibanyak presentasi, orang sering mengasosiasikan bank dengan gedung yang kokoh kuat dari beton, sedangkan #fintech adalah air yang terlihat lemah dibanding beton, yang terus menerus menetesi dinding beton. Sadar atau tidak sadar, air itu akan mengikis beton bahkan bisa melubangi atau menghancurkan. Untuk itu perlu kita belajar dari kompetitor sebelum benar-benar menjadi kompetitor sehingga “beton” kita manjadi aman.

Budaya membaca

Membaca adalah salah satu cara untuk membuka wawasan. Dengan membaca kita bisa belajar. Seorang bijak pernah berkata “Pemimpin yang baik adalah seorah pembaca, sedangkan seorang pembaca belum tentu pemimpin yang baik“. Hampir semua pemimpin yang terkenal adalah seorang pembaca buku. Dari membaca buku, kita akan mendapatkan lebih banyak ilmu.

Mencontoh. Pengalaman pribadi saya, perlu orang terdekat yang memberikan contoh budaya membaca buku. Dari hal sepele, memberikan contoh selalu membaca disetiap kesempatan yang ada (waktu luang). Kemudian menunjukkan sesuatu melalui buku dengan mengajak untuk membaca bersama, merupakan cara yang cukup efektif untuk menularkan kebiasaan membaca. Itu merupakan pengalaman pribadi saya. Mungkin banyak cara yang lain yang dipakai untuk menularkan kebiasaan membaca. Mungkin Anda juga mempunyai cara sendiri, silakan dibagikan.

Berimajinasi. Dengan membaca juga membantu kita untuk berimajinasi. Dengan bacaan yang sama setiap orang akan mempunya imajinasi yang berbeda dan juga interpretasi yang juga bisa berbeda. Inilah yang menjadikan membaca adalah latihan untuk menjadi kreatif.

Tantangan. Untuk saya pribadi, sedang menantang diri saya untuk paling tidak membaca buku dalam satu bulan. Bagaimana dengan Anda?