Kreatif sekali (tapi salah?)

Proses kreatif terlahir karena adanya keinginan untuk mempertanyakan status quo. Seperti yang ditulis dalam buku Borrowing Brilliance, seorang kreatif harus menjadi kritikus dan skeptis terhadap sesuatu hal. Dari sikap skeptis itulah muncul ide-ide yang baru dan biasanya akan bertentangan dengan keadaan yang ada. Serta ditambah dengan kritik, satu ide akan berkembang karena banyak dilihat dan ditantang dari segala segi dari seorang kritikus. Lebih sering kreatif terjadi karena ada usaha pemecahan masalah. Kreatif itu tidak harus selalu baru, tetapi kombinasi dari ide-ide yang telah ada dan dikenal bisa melahirkan ide yang kreatif. Proses Amati, Tiru dan Modifikasi juga merupakan satu proses kreatif.

Going Digital. Dijaman digital seperti sekarang ini, banyak bisnis yang dilahirkan dari proses kreatif. Pada umumnya secara line of business tidak baru, tapi kombinasi media, cara, harga, pemasaran dan positioning menjadikan bisnis online menjadi kreatif. Banyak orang berbondong-bondong memasuki lahan baru. Jual-beli adalah satu kegiatan yang paling mudah dilakukan di dunia digital/online. Dari yang melakukan sendiri atau ikut dalam marketplace. Kemudahan dan investasi yang kecil telah membuat marketplace menjadi pilihan banyak pihak untuk memulai bisnis digital. Banyak persaingan menjadikan penyedia layanan marketplace fokus pada perekrutan merchant untuk menunjukkan bahwa mereka besar, dipercaya banyak pihak sehingga diharapkan menarik banyak pelanggan. Proses perekrutan merchant menjadi kurang detail dan lengkap, cukup memiliki nomor handphone dan e-mail saja cukup. Selama ada rekening bank untuk penyelesaian transaksi, tidak perlu tahu secara fisik merchant tersebut ada dimana.

Kartu Kredit. Salah satu metode pembayaran yang paling nyaman untuk bertransaksi online adalah kartu kredit. Mudah, cepat dan aman. Dengan adanya 3D secure (menggunakan OTP tambahan lewat SMS ketika transaksi online) membuat aman baik bagi penerbit kartu kredit, merchant dan juga nasabah. Ketika SMS sudah menjadi kebutuhan keamanan transaksi, ada satu lubang yaitu pembajakan SIM card. Perusahaan telekomunikasi masih belum ketat dan standard yang berbeda-beda. Ada yang cukup mudah berganti SIM terutama pra-bayar karena validasi data yang terkadang lemah.

Peluang dan kesempatan. Dua hal ini membuat orang-orang makin kreatif untuk membobol kartu kredit melalui online. Setelah gesek tunai (kegiatan belanja menggunakan kartu kredit tetapi mendapatkan tunai bukan barang) secara ketat dimonitor, para pelaku pindah ke media online melalui marketplace. Dengan mengeksploitasi kelemahan verifikasi merchant oleh penyedia marketplace, serta pembajakan SIM membuat transaksi gestun (gesek tunai) berpindah ke ranah online. Pemegang kartu dirugikan dari segi proses fraud yang dilakukan oleh sindikat fraudster dengan gestun online yang legitimate secara transaksi dengan 3D secure. Jadi para fraudster ini makin kreatif tapi di ranah yang salah. Para tim anti fraud penerbit kartu kredit akan sulit melacak pelaku karena memang ada celah sehingga mereka tidak terlacak karena tidak perlu memberikan alamat fisiknya. Proses kreatif itu universal, manusianya lah yang menentukan arah baik atau buruk hasil prosesnya.

Advertisement

Author: albertushendro

Belajar bersyukur dan berlari di pagi hari :)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: