KM Marker Quote

Menamatkan Full Marathon (42.1KM) adalah salah satu cita-cita saya ketika memilih lari sebagai olah raga rutin saya, dan sejak mendeklarasikan diri saya sebagai pelari pagi 🙂

Event Full Marathon pertama saya adalah di Singapore Marathon 2014. Mengapa saya memilih Singapore sebagai FM saya? SM adalah event tahunan Singapore yang sudah cukup lama, dan mereka mendapatkan Gold Label dari IAAF. Saya percaya mereka akan profesional untuk me-manage hampir 35,000 orang dalam waktu bersamaan.

Salah satu yang menarik adalah setiap KM marker (penanda KM) diberikan quote sebagai penyemangat. Berikut ini adalah yang sempat saya ingat (diwaktu melawan panasnya Singapore di bulan Desember 2014 dan tentu capeknya berlari (+jalan) 6 jam). Mungkin kata-katanya berbeda, tapi esensinya yang saya ambil. Saya tidak menampilkan siapa yang membuatnya karena saya tidak hafal. Dan kata-kata itu milik mereka bukan saya 🙂

If it doesn’t challenge you, it won’t change you

It’s only 1KM in 42.1 times

You’re sign up for Running event not for walking

Smile, photographer ahead!” —> yang ini bukan quote ding tapi penanda untuk bersiap pura-pura lari dan tertawa supaya di foto hehehehe.

Happy Run, Run Happy!

Advertisement

Veggie in bolognese sauce

Bahan:
1 wortel sedang, potong dadu sesuai selera
1 tomat buah yang sedang, belah jadi 4 kemudian potong dadu besar
1/4 siung bawang bombai merah, potong dadu
1 siung bawang putih, memarkan potong kecil-kecil
3 sdm olive oil extra light
3 sdm saus bolognese (saya pakai San Remo Bolognese sauce -banyak dijual disupermarket)
keju parmesan secukupnya

Cara Memasak:
1. Panaskan olive oil dipenggorengan, masukkan bawang putih kemudian tumis hingga harum. Masukkan wortel, bawang bombai dan tomat.
2. Tumis sampai layu (sekitar 1 menit)
3. Masukkan saus bolognese dan parut keju parmesan secukupnya (atau sesuai selera)
4. Masak sekitar 1 menit kemudian angkat dan hidangkan.

Jadilah veggie in bolognese sauce a.l.a hendro

Veggies in bolognese
Veggies in Bolognese ala hendro

i: Lama memasak: 5 menit (termasuk persiapan bahan)

Pilih jurusan apa?

Pernahkah kita mendapat pertanyaan “Lebih baik saya pilih jurusan apa nanti kuliah?” dari adik/saudara/teman yang akan masuk ke jenjang perguruan tinggi. Kalau saya ditanya, maka jawaban saya adalah sebagai berikut:

Pilih yang paling disukai. Mengapa saya menjawab begitu? Karena menurut pengalaman saya, kita kuliah itu untuk belajar bernalar dan juga memperluas wawasan. Kecuali kita memang ingin bekerja/berprofesi sama dengan ilmu yang didapat waktu kuliah seperti menjadi dokter (maka harus mengambil jurusan kedokteran), apoteker, atau yang lain. Kalau belum ada gambaran mau berprofesi seperti apa, lebih baik kuliah yang disukai supaya 1) lebih cepat lulus, 2) menikmati proses kuliahnya. Setelah bisa menikmati ilmunya tentu harus mencari ilmu yang lain dari kegiatan unit kemahasiswaan. Biasanya kalau sudah enjoy ilmunya, kuliahnya akan lebih cepat, sehingga hemat waktu 🙂

Network itu penting. Kemudian untuk memilih universitasnya, pastikan memiliki network yang luas dan juga ikatan alumni yang juga kuat. Hal ini diperlukan dikemudian hari ketika akan bekerja, bukan karena KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) tetapi pada dasarnya orang akan lebih klik untuk bekerja dengan orang yang sudah dikenal. Untuk itu sebisa mungkin pilihlah tempat kuliah yang punya network yang kuat dan luas,

Itulah jawaban saya kalau ditanya “pilih jurusan yang mana?”

Kekuatan Tim dan Standar Tinggi

” Give a good idea to a mediocre team, and they will screw it up. But give a mediocre idea to a great team, and they will either fix it or come up with something better.” – Ed Catmull

Saya termasuk penggemar film-film Pixar karena kekuatan cerita dan juga kualitas gambarnya yang sangat bagus. Setelah membaca buku Creativity, Inc. karya Ed Catmull sebagai co-founder Pixar (sekarang President of Disney Animation Studio) bisa merasakan bagaimana passion to perform mereka dalam bidang industri kreatif (film animasi). Coretan kali ini berfokus pada ide dan kerja keras. Diceritakan dibuku tersebut, Pixar memiliki budaya yang dikembangkan untuk mendukung proses kreatif yang merupakan kompetensi mereka.  Bagaimana mereka menunjukkan tim yang tangguh + ide yang bagus + kerja keras serta standar kualitas yang terjaga membuat mereka mampu menghasilkan karya-karya yang sangat baik.

Braintrust meeting. Pixar memiliki tradisi review meeting semacam brainstorming dengan orang-orang yang kompeten dibidangnya. Tujuannya adalah memberikan feedback/kritik secara jujur tetapi berkualitas dan mewakili audience/market  nantinya. Feedback ini sangat penting dan  dipakai menentukan langkah berikutnya sehingga produk yang dihasilkan beyond expectation dari market. Dengan meeting ini, mereka sering mendapatkan ide-ide segar yang membuatn produknya menjadi lebih baik.

Kualitas dan Kerja Keras. Mereka sangat percaya bahwa kualitas itu sangat penting dan harus dijaga. Untuk itu mereka tidak segan-segan untuk melakukan perubahan drastis untuk menjaga kualitas. Hal ini ditunjukkan ketika Pixar melakukan re-work film Toy Story 2 dalam waktu kurang dari 1 tahun. Itu terpaksa dilakukan karena menurut mereka kualitas film tersebut tidak sesuai dengan standar mereka waktu itu. Film animasi mereka biasa dikerjakan dalam kurun waktu 2-3 tahun. Bayangkan kerja keras yang harus dilakukan untuk menjaga kualitas dengan tidak mengorbankan deadline. Braintrust meeting itu juga merupakan salah satu cara mereka untuk tetap menjaga kualitas mereka.

Rumah Baru

“home is the nicest word there is” – Laura Ingalls Wilder

Semangat baru!  Sedang mencoba melakukan konsolidasi untuk rumah virtual coretan saya. Semoga rumah baru ini akan menjadi tempat konsolidasi rumah yang ada albertush.wordpress.com atau hendro.net.

Rumah ini juga akan menjadi tempat yang lebih lega untuk menjabarkan kicauan twitter @albertushendro atau post facebook.com/albertus.hendro.

Mengapa “Coretan hendro”? Coretan adalah sesuatu yang bisa kita lakukan secara spontan dan random teatpi selalu ada konteks-nya. Semua adalah ekspresi pribadi untuk selalu bersyukur.